Buku Manual Mesin Perkakas Konvensional (Materi Pokok Mekatronika)
2/04/2020
Bahan Ajar,
materi ajar,
mecatronic,
mecatronica,
mekatronika smk,
mesin bubut,
perangkat,
perangkat mekatronika,
rpp mekatronika
Edit
mesin bubut |
1.
Pengertian Mesin
Perkakas Konvensional
Kerja mesin merupakan
proses pembentukan permukaan benda kerja untuk membuat model silinder, silinder
bertingkat, lubang, kotak, tirus, ulir, camper, alur dan model-model lainnya
dengan bantuan suatu mesin. Mesin perkakas adalah alat mekanis yang tenaganya
dihasilkan dari motor listrik untuk memfabrikasi komponen dari bahan baku untuk
dijadikan sebuah peralatan. Kata mesin perkakas biasanya digunakan untuk mesin
yang digunakan tidak dengan tenaga manusia , tetapi bisa juga di gerakan oleh
manusia bila dirancang dengan tepat. Para ahli sejarah teknologi berpendapat
bahwa mesin perkakas sesungguhnya lahir ketika keterlibatan manusia dihilangkan
dalam proses pembentukan dari berbagai macam peralatan.
Mesin perkakas dibedakan menjadi 2 macam, yaitu
a. Mesin perkakas dengan benda kerja diam dan tool atau pahat yang
bergerak antara lain mesin bor, mesin sekrap, mesin gunting, mesin tekuk.
b. Mesin perkakas dengan benda kerja bergerak sedangkan tool atau
pahatnya diam atau berputar antara lain mesin bubut, mesin frais, mesin
grinding, mesin rol.
Hal-hal yang perlu
diperhatikan sebelum menjalankan suatu mesin perkakas adalah harus mengerti
bagian-bagian utama mesin perkakas , prinsip kerja mesin, langkah kerja
mengoperasikan mesin, kebutuhan benda kerja yang akan dikerjakan, ukuran benda
kerja dan langkah kerja proses pembentukan.
2.
Klasifikasi mesin
perkakas konvensional
a. Mesin bubut
Membubut (turning)
adalah suatu proses permesinan dengan cara menghilangkan dan pengambilan tatal
dari bahan atau benda kerja, dimana pahat melakukan penyayat dengan gerakan
maju mundur atau melintang sedangkan benda kerja dijepit pada cekam yang
berputar. Benda kerja yang dihasilkan berupa bentuk-bentuk silindris. Contoh
pemakaian: Pembuatan poros, poros bertingkat, ulir luar dan ulir dalam,
membentuk bidang tirus dan sebagainya. Mesin
bubut digerakkan oleh sebuah motor listrik yang dipasang dibawah atau disamping
body, kemudian motor dihubungkan dengan poros utama melalui puli-puli dengan
perantara sabuk puli.
Ukuran mesin-mesin
bubut ditentukan oleh tinggi mesin bubut dari puncak bed mesin sampai senter
kepala tetap dan panjangnya mesin bubut antara senter kepala tetap dan senter
kepala lepas. Adapun jenis-jenis mesin bubut diklasifikasikan menjadi empat
kelompok meliputi:
1)
Mesin bubut ringan
2)
Mesin bubut sedang
3)
Mesin bubut standart
4)
Mesin bubut meja panjang
Bagian-bagian utama mesin bubut
terdiri dari:
1)
Bed mesin
Bed mesin atau alas mesin terbuat
dari besi tuang dan bentuknya memanjang mesin. Permukaan atas dan samping
dikerjakan dengan mesin secara seksama. Bed mesin atau alas mesin ini berfungsi
untuk menopang komponen-komponen lainnya seperti eretan.
2)
Kepala tetap
Kepala tetap dipasang secara tetap
pada bed mesin. Kepala tetap mempunyai spindel lubang yang berbentuk tirus atau
berulir untuk memasang cak dan pelat pembawa. Kepala tetap dapat berputar dan
berfungsi sebagai pemegang benda kerja yang akan dibubut.
3)
Kepala lepas
Kepala lepas dapat dipindahkan ke
setiap posisi sepanjang bed mesin. Kepala lepas dapat digunakan untuk membubut
poros panjang atau membuat tirus. Pada kepala lepas juga bisa dipasang
perlengkapan seperti, senter kepala lepas, chuck bor dan sebagainya.
4)
Eretan
Eretan ini berfungsi sebagai support
yang membawa eretan lintang dan eretan atas. Eretan dapat digeser atau
dipindahkan sepanjang bed mesin dengan perantaraan batang bergigi yang dipasang
didepan bed mesin. Roda tangan digunakan untuk memindahkan eretan yang
terpasang pada rumah eretan. Eretan lintang dipasang diatas eretan utama dan
bergerak tegak lurus pada bed mesin dengan jalan engkol gerak lintang.
Eretan atas dipasang di atas eretan
lintang dan dapat berputar pada pena. Eretan atas ini diberi pembagian derajat
serta dapat diputar dan dikunci, sehingga pada setiap sudut dapat membubut
tirus.
mesin bubut |
Adapun peralatan-peralatan pendukung
mesin bubut antara lain:
1)
Pelat cekam
Pelat cekam berfungsi menjepit benda
kerja selama pekerjaan membubut.
2)
Pelat pembawa
Pelat pembawa berfungsi untuk
melakukan pembubutan dua senter. Bentuknya seperti pelat cekam tetapi tidak
mempunyai penjepit.
3)
Senter
Senter dipasang jika melakukan
pembubutan benda kerja yang panjang atau pembubutan tirus.
4)
Kacamata atau penyangga
Kacamata ini berfungsi sebagai
penyangga jika membubut batang silinder yang berdiameter kecil dan panjang.
Kacamata tetap memberikan penyanggaan dengan tiga buah rahang, dimana
rahang-rahang ini dapat disetel serta dikunci posisinya. Rahang ini membentuk
sudut sebesar 120º dan harus dilumasi ditempat-tempat yang menyentuh benda
kerja.
5)
Pahat bubut
Pahat bubut dibuat dari baja cepat
tinggi yang tetap mempertahankan mata pemotongnya walaupun dalam keadaan yang
sangat panas. Pahat bubut biasanya diadakan dalam bentuk pahat yang dapat
dimasukkan dalam pemegang pahat dengan sudut sebesar 15º. Sedangkan bentuk
pahat bubut ini bermacam-macam jenisnya tergantung dari pemakaiannya, seperti
pahat penghalus, pahat pisau, pahat ulir, pahat bor, atau pahat potong.
6)
Mandrel
Mandrel digunakan untuk membubut
bagian poros yang pendek atau berlubang, hal ini dilakukan karena kadang-kadang
menjepit benda kerja pendek akan mengakibatkan kebulatannya benda kerja berubah
dan tertekan serta tidak silindris.
7)
Kartel
Kartel digunakan untuk membuat
rigi-rigi pada permukaan luar suatu benda bulat seperti pegangan handel, gagang
pisau dan sebagainya.
b. Mesin
Frais
Memfrais (milling) adalah
mengerjakan permukaan sebuah benda kerja dengan mesin yang menggunakan alat
pemotong berputar atau pisau frais, dimana alat pemotong tersebut mempunyai
sejumlah mata potong. Cara kerja mesin frais sebagai berikut, benda kerja
dicekam pada ragum meja yang bisa bergerak melintang atau lurus sedangkan pisau
frais dipasang pada spindel arbor dalam keadaan diam berputar dimana spindle
ini bisa berputar ke kiri atau ke kanan.
Contoh pemakaian: Pembuatan roda gigi, membuat
permukaan rata, membuat alur, membuat alur V dan sebagainya.
C. Mesin Bor
Mengebor (drilling) merupakan
proses pembuatan lubang silindris pada sebuah benda kerja dengan mesin yang
menggunakan alat penyerpih berputar atau mata bor . Cara kerja membuat lubang
dengan mesin bor adalah sebuah benda kerja dijepit pada meja ragum dalam
keadaan diam, sedangkan mata bornya berputar dan bergerak naik turun. Pada saat
bergerak turun melakukan pengikisan/penyerpihan benda kerja dan saat bergerak
naik mengeluarkan hasil serpihan.. Contoh pemakaian adalah pembuatan
lubang silinder piston.
Bagian – bagian utama mesin bor
terdiri dari :
1)
Alas
Alas berfungsi sebagai penompang
kolom utama atau pilar dengan puli-puli dan motor. Permukaan atas alas ini
dibuat dengan mesin dan sebagai meja untuk benda kerja yang besar. Terdapat
alur-alur pada meja ini sebagai pengikat benda kerja.
2)
Kolom
Kolom berfungsi sebagai penopang meja
dan mempertahankannya tegak lurus dengan bor.
3)
Meja
Meja diberi alur-alur sebagai
pengikat benda kerja atau ragum penjepit benda kerja. Meja ini dapat dinaikkan dan diturunkan serta
dapat di putar sesuai dengan kebutuhan untuk melakukan pengerjaan membuat
lubang.
4)
Spindle
Spindel ini digerakkan dari atas dengan
perantaraan puli-puli dan sabuk puli mesin. Kecepatan spindel dapat diatur
dengan memindahkan sabuk mesin dari satu puli ke puli lainnya. Sabuk puli mesin
digerakkan oleh motor listrik. Bagian bawah spindel berfungsi sebagai penjepit
arbor dan bor.
d.
Mesin Sekrap
Mesin Sekrap (shaping
machine) merupakan jenis mesin perkakas konvensional yang memiliki gerak
utama lurus bolak balik (maju mundur) secara horisontal. Gerakan pemotongan
mesin sekrap dilakukan pada saat gerakan lurus maju dan saat gerakan mundur
lurus sebagai gerakan pembebas.
Mesin Sekrap
berfungsi untuk pekerjaan meratakan sebuah bidang datar, tegak maupun bidang
miring. Selain itu juga untuk membuat bidang yang bersudut atau bertingkat,
membuat alur pasak, alur ekor burung bahkan alur V.